Kantor Berita Internasional Ahlulbait – ABNA – Beberapa hari setelah ditandatanganinya perjanjian damai di kawasan Syiah Parachinar, Pakistan, wilayah ini masih menghadapi banyak masalah.
Berdasarkan laporan wartawan ABNA, situasi di wilayah Parachinar saat ini tenang dan tidak terjadi bentrokan, namun hingga kini belum ada bantuan yang diberikan kepada warga daerah tersebut. Penduduk Parachinar mengalami penderitaan berat akibat kekurangan bahan makanan. Gudang-gudang logistik di Parachinar telah kosong sejak sekitar empat bulan lalu akibat blokade yang terus berlangsung. Meskipun perjanjian damai telah ditandatangani, kendaraan-kendaraan bantuan yang membawa barang kebutuhan pokok belum juga tiba di Parachinar.
Tidak adanya jaminan keamanan di jalan-jalan menuju Parachinar membuat konvoi pembawa obat-obatan tidak berani bergerak menuju wilayah tersebut, dan hal ini memperburuk situasi kemanusiaan akibat kelangkaan obat-obatan. Berdasarkan isi perjanjian damai, seharusnya pasukan keamanan ditempatkan setiap lima ratus meter di jalan-jalan menuju Parachinar untuk menjamin keselamatan konvoi bantuan dan kendaraan warga, namun hal itu hingga kini belum terwujud. Akibatnya, akses transportasi di jalan-jalan tersebut masih terputus.
Sekolah-sekolah di kota Parachinar hanya beroperasi secara terbatas. Para siswa menggunakan buku-buku pelajaran dari tahun-tahun sebelumnya untuk belajar. Namun, sekolah-sekolah di desa-desa sekitar Parachinar masih tutup total. Perguruan tinggi yang ada di Parachinar pun hingga kini belum dibuka kembali.
Meskipun Idulfitri merupakan hari raya terbesar dan paling penting di Pakistan, namun warga Parachinar karena masih berada dalam kondisi blokade, tidak melakukan pembelian perlengkapan hari raya, dan tradisi yang baik ini pun terhenti akibat pengepungan terhadap Parachinar.
Perlu dicatat bahwa menjelang Idulfitri, upaya meredakan ketegangan di kota Parachinar dilakukan dengan partisipasi suku-suku Syiah dan Sunni serta diawasi oleh pejabat pemerintah provinsi Khyber Pakhtunkhwa. Upaya ini berakhir dengan ditandatanganinya perjanjian damai antara para pihak terkait. Ini merupakan pertama kalinya konflik dan pengepungan terhadap kawasan Syiah Parachinar berlangsung selama ini.
Your Comment